Pada tanggal 1 Mei 2014 saya melakukan perjalanan ke Kabupaten Yapen Waropen dengan perjalanan dari Jakarta dengan menggunakan pesawat terbang pada pukul 21.00 WIB. Pesawat yang saya tumpangi transit di bandara Hasanudin, Makasar pada pukul 00.00 WITA. Pada pukul 01.00 WITA pesawat melanjutkan penerbangan ke Kabupaten Biak, pada pukul 04.00 WIT pesawat mendarat di bandara Frans Kaisiepo dan saya transit untuk pindah pesawat yang lebih kecil berjenis Grand Cessna Caravan. Pada pukul 09.00 WIT saya melanjutkan penerbangan ke Kabupaten Yapen Waropen dan tibalah saya di bandara Sudjarwo Tjondronegoro Yapen Waropen pada pukul 09.30 WIT.

Di pintu bandara saya melihat keanehan karna adanya perahu di atas di pintu masuk bandara. Di perjalanan menuju hotel, saya melihat ada bekas rumah pengasingan Dr. Sam Ratulangi. Sesampainya di hotel saya mendengar bunyi kapal laut yang berletak 1km dari hotel. Keesokan harinya saya mengunjui tempat wisata seperti: Telaga Sarawandori.

Menurut pendudukan sekitar, di Serui terdapat keanehan yaitu jika musim hujan masyarakat mengalami kekeringan tetapi saat musim kemarau air berlimpah karna terdapat bendungan di sebuah gunung di Serui untuk menampung air hujan. Jadi saat musim hujan bendungan ditutup karna jika bendungan di buka maka air yang menuju ke kaki gunung airnya keruh apabila musim kemarau bendungan di buka air yang menuju ke kaki gunung bersih maka di Serui tidak kekeringan pada musim kemarau.